Keempat:
Kaum mukminin yang menyembunyikan keimanan di hadapan kaum mereka seperti sebagian keluarga Fir’aun, atau seperti an-Najasyi yang diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam telah menyalatkan jenazahnya...[7]
Perumpamaan Ini Tidak Khusus Bagi Kaum Yahudi
Para Ulama menjelaskan bahwa ayat ini tidak hanya berlaku pada kaum Yahudi saja, akan tetapi juga mencakup siapapun yang mengabaikan ayat-ayat Allah Subhaanahu wa Ta’aala, termasuk umat Muhammad yang mengabaikan ayat-ayat al-Quran. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullaah menjelaskan ayat di atas dengan berkata, “Allah ‘Azza wa Jalla menggambarkan manusia yang telah ditugasi mengemban kitab suci-Nya untuk diyakini, dicermati, diamalkan, dan didakwahkan, namun ternyata mereka menyelisihinya, mereka sekedar menghapalnya tanpa tadabbur (penghayatan), tidak mengikuti petunjuknya, tidak pula berhukum dengannya dan mengamalkannya, sungguh mereka itu ibarat keledai yang membawa kitab-kitab namun tidak memahami isi yang terdapat didalamnya. Nasib mereka persis sama seperti nasib keledai. Perumpamaan ini sekalipun mengetengahkan contoh kaum Yahudi, akan tetapi maknanya mencakup siapapun yang mengemban kita suci al-Quran, akan tetapi tidak mengamalkannya, tidak menunaikan kandungan al-Quran atau memperhatikannya sebagaimana mestinya.”[8].
Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam telah menegaskan bahwa megamalkan ilmu yang telah diketahui merupakan konsekuensi logis. Di hari kiamat kelak, setiap hamba akan dimintai pertanggungjawaban dari ilmu yang telah ia miliki, apakah sudah diamalkan, atau bahkan mungkin diselewengkan. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari Kiamat sampai ditanya tentang umurnya, bagaimana ia menghabiskannya; tentang ilmunya, apa yang ia kerjakan dengannya; tentang hartanya, dari manakah dia mendapatkannya dan bagaimana ia membelanjakannya; serta tentang raganya, bagaimana ia mempergunakannya.”[9].
Pelajaran Berharga yang Dapat Diambil dari Pembahasan Ayat Ini Diantaranya :
- Al-Quran adalah wahyu Ilaahi sehingga semua kabar maupun perumpamaan yang Allah ‘Azza wa Jalla sebutkan dalam al-Quran merupakan kebenaran yang hakiki.
- Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan kitab suci-Nya untuk dipelajari kemudian diamalkan dan disampaikan kepada yang belum mengetahuinya.
- Ancaman buruk bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah Subhaanahu wa Ta’aala dan mengabaikan kandungannya, yaitu keserupaan dengan kaum Yahudi dan keledai.
- Orang-orang Yahudi, manusia yang bodoh lagi dungu dengan mendustakan ayat-ayat Allah ‘Azza wa Jalla yang telah mereka ketahui akan kebenarannya, sehingga Allah Subhaanahu wa Ta’aala menyerupakan mereka dengan hewan pandir seperti keledai.
- Wajib atas seluruh kaum Muslimin untuk menjauhkan diri dari sifat-sifat musuh-musuh Allah ‘Azza wa Jalla dalam semua urusan.
- Wajib atas seluruh kaum Muslimin untuk mengamalkan al-Quran dengan sebaik-baiknya.
- Keselamatan dan hidayah seorang hamba hanyalah di tangan Allah Subhaanahu wa Ta’aala semata.
- Hidayah Allah ‘Azza wa Jalla tidaklah akan diberikan kepada orang-orang yang zhalim.
Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’aala selalu membimbing setiap jejak langkah kita dalam menapaki hidup ini dengan pelita al-Quran, dan cahaya Sunnah Rasul-Nya Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam.
*Sumber: Majalah As-Sunnah EDISI 08/THN.XIV/MUHARRAM 1432H/DESEMBER 2010M, hlm. 8-11*
...Alhamdulillaah selesai...
----------
Footnote:
[1] Tafsir as-Sa’di, hlm. 945
[2] Tafsir Ibnu Katsir 5/117
[3] Fathul Qadir 5/316
[4] Lihat Tafsir ath-Thabari 12/92-93, Tafsir as-Sa’di hlm. 945
[5] HR. Al-Bukhari no. 2589, Muslim no. 4125
[6] Tafsir Aisarut Tafasir, surat al-Jumu’ah ayat 5
[7] Ijtimaa’ al-Juyuusy al-Islamiyah, Ibnul Qayyim, hlm. 26
[8] I’lamul Muwaqqi’in ‘an Rabbil ‘Alamin, 2/288
[9] HR. At-Tirmidzi no: 2417
No comments:
Post a Comment