Saturday, January 16, 2016

Meraih Pahala Haji dan Umroh Setiap Pagi dengan Empat Amalan


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

“Barangsiapa yang shalat Subuh berjamaah lalu berdzikir kepada Allah hingga terbit matahari, kemudian shalat dua raka'at, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah. Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda: Pahalanya sempurna, sempurna, sempurna.” [HR. At-Tirmidzi dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 3403]

Beberapa Pelajaran:

1. Hadits yang mulia ini menunjukkan ganjaran sholat sunnah Isyroq yang sangat besar pahalanya dengan 4 syarat:

• Pertama: Sholat Subuh berjama'ah,
• Kedua: Dilakukan di masjid,
• Ketiga: Duduk berdzikir kepada Allah ta'ala di masjid sampai matahari terbit,
• Keempat: Sholat dua raka'at.

Akan tetapi tidak mengapa insya Allah jika seseorang menunda sholat tersebut sampai sebelum habis waktu Dhuha, yaitu menjelang Zhuhur.

Bahkan lebih afdhal dilakukan di waktu Dhuha yang paling afdhal, yaitu ketika matahari telah panas. Karena sebagaimana dijelaskan para ulama bahwa sholat Isyraq adalah sholat Dhuha di awal waktu, maka lebih afdhal dilakukan pada waktu Dhuha yang paling afdhal.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ

“Sholatnya orang-orang yang taat serta senantiasa bertaubat kepada Allah (sholat Dhuha) adalah ketika anak-anak unta mulai kepanasan.” [HR. Muslim dari Zaid bin Arqom radhiyallahu’anhu]

An-Nawawi rahimahullah berkata,

“Di hadits ini ada keutamaan sholat (Dhuha) di waktu ini. Sahabat-sahabat kami berkata, inilah waktu sholat Dhuha yang paling afdhal (yaitu tatkala anak-anak unta mulai kepanasan), meski boleh sholat Dhuha sejak terbit matahari (yakni sempurna terbitnya) sampai waktu tergelincir (yakni sesaat sebelum waktu Zhuhur).” [Syarh Muslim, 6/30]

2. Jika seseorang keluar dari masjid karena suatu hajat dan hanya dalam waktu yang singkat, kemudian kembali dan melanjutkan dzikir di masjid maka ia tetap mendapat pahalanya insya Allah. Dan jika keluarnya untuk suatu amalan yang lebih besar seperti menuntut ilmu maka itu lebih afdhal [Lihat Fatawa Lajnah, 12/115]

3. Jika seseorang sholat di rumahnya karena udzur syar’i seperti sakit atau khauf, lalu ia melakukan amalan seperti dalam hadits di atas maka ia mendapatkan pahala yang sama insya Allah ta’ala. Bahkan jika ia tidak mampu sama sekali melakukannya karena sakit dan hanya sholat Subuh saja maka ia tetap mendapat pahalanya.

Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ ، أَوْ سَافَرَ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Jika seorang hamba sakit atau melakukan safar, maka ditulis untuknya pahala yang biasa ia kerjakan ketika mukim lagi sehat.” [HR. Al-Bukhari dari Abu Musa radhiyallahu’anhu]

4. Seorang wanita yang sholat Subuh di rumah lalu melakukan amalan seperti dalam hadits ini juga akan mendapatkan pahalanya insya Allah, dan lebih afdhal wanita sholat di rumah [Lihat Majmu’ Fatawa Ibni Baz, 11/389]

5. Waktu Isyroq adalah setelah matahari terbit dan meninggi seukuran satu tombak (kurang lebih 2 meter) atau kurang lebih 1/3 atau 1/4 jam setelah terbit matahari. Dan jika seseorang terluput dari sholat sunnah fajar yang biasa ia kerjakan, hendaklah ia mengqodho’nya terlebih dahulu, lalu sholat Isyroq [Lihat Majmu' Fatawa Ibni Baz, 25/171, Majmu’ Fatawa Ibni ‘Utsaimin, 14/204]

_____
Sumber: http://sofyanruray.info/meraih-pahala-haji-dan-umroh-setiap-pagi-dengan-empat-amalan/

[copas dari grup WA Ta'awun Dakwah - 08111377787]

No comments:

Post a Comment